Pengalaman Kuliah Jurnalisme Dakwah
Saya Muhammad Yusril Bintang Pakuan, saat ini sedang menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung prodi Komunikasi Penyiaran Islam, dan kini sedang berjalan di semester tiga yang sebentar lagi selesai. Pada semester tiga ini ada 12 mata kuliah yang saya ambil, namun ada satu mata kuliah yang sangat beda dari yang lainnya. Jurnalisme Dakwah atau sering disebut Jurdak, ya itulah mata kuliah yang dimaksud.
Mata kuliah Jurnalisme Dakwah ini diampu oleh dosen yang sekaligus menjabat sebagai sekertaris prodi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung yaitu Bapak Dr. Uwes Fatoni, M.Ag. Sejauh ini, dalam perkuliahan mata kuliah Jurnalisme Dakwah, saya dididik untuk menjadi seorang jurnalis muslim yang mana harus pandai menyajikan informasi dalam bentuk tulisan, foto, audio dan video.
Sebagai pondasi awal untuk menjadi seorang jurnalis muslim tentu kita harus paham ayat-ayat dalam Al-quran tentang jurnalistik, dan inilah tugas pertama yang harus saya kerjakan, dimana saya membacakan ayat-ayat jurnalistik lalu dibuatkan video dan dipulikasikan ke YouTube. Selain itu, untuk tugas yang berbentuk video dalam perkuliahan ini juga sempat ada perlombaan dakwah yang mana setiap mahasiswa diwajibkan untuk mengikutinya, dan alhamdulillah ada teman saya yang menjadi juara. Tugas dalam bentuk video lainnya yaitu membuat video podcast ustad dan membuat video booster ceramah ustad maupun ceramah oleh diri sendiri. Selanjutnya juga ada tugas untuk melatih menyajikan informasi dalam bentuk video yaitu liputan kegiatan masjid. Dan tugas-tugas dalam bentuk video itu semua di publikasikan ke media sosial seperti instagram maupun YouTube.
Dosen pengampu mata kuliah ini, menyediakan sebuah website sebagai wadah untuk karya-karya jurnalistik dari para mahasiswanya, website tersebut dinamakan dengan dakwahpos.com. Adapun karya jurnalistik yang dimuat di website tersebut diantaranya yaitu dalam bentuk tulisan dan foto. Untuk keterampilan penyajian informasi dalam bentuk foto, mahasiswa diberikan tugas membuat informasi mengenai masjid dan tokoh. Sedangkan untuk keterampilan menulis, setiap mahasiswa diwajibkan membuat reportase berita kegiatan di masjid terdekat. Kemudian tugas-tugas itu di muat di website tersebut.
Selanjutnya untuk mengasah keterampilan menulis lainnya, dosen pengampu mata kuliah ini memfasilitasi mahasiswa dengan berlangganan koran Media Indonesia agar tulisan-tulisan karya mahasiswa bisa dimuat di media nasional tersebut, dan kemudian memberikan tugas mingguan dimana setiap mahasiswa harus mengirimkan opini terkait tema yang telah ditentukan pihak koran sesuai jadwalnya masing-masing. Dan inilah yang menurut saya menjadikan mata kuliah ini berbeda dan menarik dari yang lainnya. Dengan tugas membuat opini ini, saya merasa ada yang berubah pada diri saya sendiri. Perubahan yang saya rasakan diantaranya yaitu karena menulis opini perlu referensi sebagai bahan bahasannya, maka saya menjadi lebih sering melihat berita-berita yang tengah ramai menjadi perbincangan. Selain itu, awalnya saya selalu sulit untuk merangkai kata-kata ketika menulis, namun setelah dilatih menulis opini setiap minggunya membuat saya sedikit lebih mudah dalam merangkai kata-kata ketika hendak menulis.
Dari beberapa tulisan opini yang para mahasiswa kirimkan ke Media Indonesia, alhamdulillah banyak tulisan dari mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang dimuat di koran Media Indonesia. Termasuk di dalamnya ada dua tulisan saya yang dimuat di koran Media Indonesia edisi Jum’at, 11 Desember 2020 dan Jum’at, 15 Januari 2021. Ketika tulisan hasil tangan sendiri dimuat, tentu ada rasa kebanggaan tersendiri, namun kita tidak boleh sombong dan merasa puas, karena ini belum seberapa dibanding karya-karya tulis luar biasa hasil para penulis hebat yang banyak tersebar dimana-mana, dan jadikanlah ini sebagai penyemangat untuk terus berkarya.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah tidak merasa lelah dan jenuh menghadapi serangkaian tugas yang selalu ada ditiap minggunya?, tentu rasa lelah dan jenuh dalam mengerjakan setiap tugas yang diberikan dosen ada pada diri saya, tidak menutup kemungkinan juga ada pada mahasiswa lainnya. Disinilah diperlukannya kepandaian dalam mengatur waktu antara mengerjakan tugas dan menyegarkan pikiran, sehingga ketika rasa lelah dan jenuh saat mengerjakan tugas itu datang, tinggalkanlah sejenak tugas-tugas kuliah yang ada dan cobalah untuk membaca Al-quran atau sekedar mendengarkan lantunan indah dari ayat-ayat suci Al-quran, karena itu bisa membuat hati dan pikiran menjadi tenang. Selain itu terdapat cara lain untuk menyegarkan pikiran, lakukanlah dengan apa yang kalian suka, namun itulah yang saya lakukan dan sarankan.
Disamping itu semua, kita harus sadar bahwa yang dinamakan dengan kuliah pasti ada tugas, dan tugas yang diberikan tentu ada manfaatnya, seperti tugas opini yang membuat saya lebih mudah dalam merangkai kata ketika hendak menulis. Selain itu, kuliah ini tempat kita untuk berjuang mengasah keterampilan dan menambah pengetahuan. Terlebih tempat kuliah saya yang berbasis islam, tentu ilmu yang didapatkan selama perkuliahan harus bermanfaat bagi kemajuan umat.
Mantap ustad .. mudah mudahan berkah ilmunya..
BalasHapus